Paradigma Pembelajaran Mendalam

Selasa, 2 September 2025 14:26 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Pendidikan
Iklan

Murid diarahkan untuk memahami, mengaplikasi, dan merefleksi pengetahuan yang diperoleh sehingga memiliki relevansi dengan kehidupan nyata.

Ketiga kajian di atas sama-sama memandang pembelajaran mendalam sebagai sebuah paradigma baru dalam pendidikan yang tidak hanya menekankan penguasaan materi, tetapi juga pengalaman belajar yang menyentuh berbagai dimensi diri peserta didik.

Sari & Wibowo (2025) menekankan bahwa pembelajaran mendalam merupakan pendekatan holistik yang menumbuhkan mindful, meaningful, dan joyful learning dengan mengintegrasikan empat aspek penting: olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Fokusnya adalah transformasi pendidikan yang sistemik melalui peran guru sebagai fasilitator, budaya sekolah yang kolaboratif, kemitraan multipihak, dan asesmen otentik.

Sejalan dengan itu, Maulana & Fitriyah (2025) menguraikan bahwa pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Mereka menekankan posisi guru sebagai aktivator dan kolaborator yang mendorong siswa mengalami pembelajaran secara utuh melalui pemahaman esensial, aplikasi pengetahuan, dan refleksi diri. Menariknya, konsep ini juga dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan Islam Rasulullah, sehingga memberikan fondasi spiritual dan etis dalam pelaksanaannya.

Sementara itu, Prasetyo & Lestari (2025) meski tidak menggunakan istilah “pembelajaran mendalam” secara eksplisit, namun menekankan pentingnya problem-based learning, inquiry learning, dan media interaktif. Strategi ini secara nyata mendorong keterlibatan aktif, reflektif, serta pemahaman konseptual yang lebih mendalam pada siswa—prinsip yang sejatinya juga menjadi ruh dari pembelajaran mendalam itu sendiri.

Dari ketiga perspektif tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa pembelajaran mendalam adalah sebuah pendekatan pendidikan holistik yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, dengan berorientasi pada keterlibatan aktif dan reflektif peserta didik. Pendekatan ini tidak hanya menekankan penguasaan kognitif, tetapi juga mengintegrasikan dimensi emosional, sosial, spiritual, dan fisik. Dalam prosesnya, peserta didik diarahkan untuk memahami, mengaplikasi, dan merefleksi pengetahuan yang diperoleh sehingga memiliki relevansi dengan kehidupan nyata. Guru berperan sebagai fasilitator sekaligus kolaborator yang menciptakan suasana belajar yang mindful, meaningful, dan joyful. Dengan demikian, pembelajaran mendalam bertujuan untuk membentuk peserta didik yang utuh, berkesadaran, serta mampu mengaitkan ilmu dengan pengalaman hidupnya.

 

Daftar Pustaka
Sari, D. P., & Wibowo, A. (2025). Pembelajaran mendalam dalam konteks pendidikan karakter: Integrasi olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Jurnal Cerdik, 10(1), 15–28

Maulana, R., & Fitriyah, S. (2025). Konsep pembelajaran mendalam dalam perspektif pendidikan Islam Rasulullah. Jurnal Instructional and Development Researches (JIDeR), 7(2), 45–60

Prasetyo, H., & Lestari, M. (2024). Strategi pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan pemahaman konseptual siswa. Pelita: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia, 9(3), 33–47

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Iskandar

Penulis Tempo Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Paradigma Pembelajaran Mendalam

Selasa, 2 September 2025 14:26 WIB
img-content

Konsep Pembelajaran Mendalam

Sabtu, 2 Agustus 2025 21:09 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler